Profil Desa Sruwohdukuh
Ketahui informasi secara rinci Desa Sruwohdukuh mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Sruwohdukuh, Kecamatan Butuh, Purworejo, sebuah desa agraris yang guyub. Mengupas tuntas potensi pertanian, kearifan lokal, kondisi demografi, serta perannya sebagai salah satu desa penyangga lumbung pangan di bagian barat Purworejo.
-
Komunitas Dukuh yang Erat
Sesuai namanya ("Dukuh" berarti dusun/perkampungan kecil), desa ini memiliki karakteristik sosial yang sangat komunal, dengan ikatan kekeluargaan dan gotong royong yang kuat sebagai fondasi utama masyarakatnya.
-
Basis Pertanian Padi yang Solid
Sebagai bagian dari lumbung pangan Kecamatan Butuh, desa ini memiliki basis pertanian padi yang mapan dan produktif, menjadi penopang utama perekonomian dan ketahanan pangan lokal.
-
Potensi Kerajinan Lokal
Di luar pertanian, desa ini menyimpan potensi dalam pengembangan kerajinan tangan berbasis sumber daya lokal, yang dapat menjadi sumber ekonomi alternatif jika dikelola secara modern.
Di tengah hamparan sawah subur yang menjadi ciri khas Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, terdapat sebuah desa dengan nama yang merefleksikan kehangatan dan kesederhanaan: Sruwohdukuh. Nama ini secara langsung menggambarkan esensi desa sebagai sebuah dukuh atau perkampungan yang intim, di mana nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan masih menjadi napas dalam kehidupan sehari-hari. Sruwohdukuh adalah representasi dari komunitas agraris yang guyub, rukun dan tangguh.Sebagai bagian tak terpisahkan dari kawasan lumbung padi di sisi barat Purworejo, Sruwohdukuh memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas produksi pangan. Namun kekuatan utama desa ini tidak hanya terletak pada kesuburan tanahnya, melainkan pada modal sosialnya yang kuat. Di sini, semangat gotong royong bukanlah slogan, melainkan praktik nyata yang diwariskan lintas generasi. Profil ini akan membawa Anda mengenal lebih dekat Desa Sruwohdukuh, dari filosofi namanya, kondisi geografis, struktur ekonomi, hingga denyut kehidupan sosial yang menjadi jiwanya.
Sejarah dan Filosofi di Balik Nama Sruwohdukuh
Nama "Sruwohdukuh" memberikan petunjuk jelas mengenai asal-usul dan karakteristiknya. Nama ini terdiri dari dua kata: "Sruwoh" dan "Dukuh". "Sruwoh" kemungkinan besar merujuk pada nama desa induk atau wilayah yang lebih luas di sekitarnya, yaitu Sruwohrejo. Sedangkan "Dukuh" dalam bahasa Jawa berarti dusun, perkampungan kecil, atau bagian dari sebuah desa. Dengan demikian, Sruwohdukuh secara harfiah dapat diartikan sebagai "Dusun Sruwoh" atau "Perkampungan yang merupakan bagian dari Sruwoh".Penamaan ini mengindikasikan bahwa pada masa lampau, wilayah ini kemungkinan merupakan sebuah dusun atau pemukiman satelit dari Desa Sruwohrejo yang kemudian berkembang dan memisahkan diri menjadi desa administratif sendiri. Filosofi di balik nama ini mencerminkan identitasnya sebagai sebuah komunitas yang lebih kecil dan intim. Kata "Dukuh" sendiri sarat dengan makna kehangatan, kedekatan, dan interaksi sosial yang intens antarwarganya. Identitas sebagai "dukuh" inilah yang terus membentuk karakter masyarakat Sruwohdukuh yang solid dan penuh rasa kekeluargaan hingga saat ini.
Kondisi Geografis dan Tatanan Demografi
Desa Sruwohdukuh secara administratif terletak di Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo. Topografi wilayahnya berupa dataran rendah yang subur, menjadikannya lahan yang sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan, terutama padi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), luas wilayah Desa Sruwohdukuh adalah 1,35 km² (135 hektare), yang mayoritasnya merupakan lahan sawah beririgasi teknis.Lokasinya yang berada di tengah kawasan agraris membuatnya dikelilingi oleh desa-desa dengan karakteristik serupa, menciptakan sebuah ekosistem pertanian yang saling mendukung. Batas-batas wilayah Desa Sruwohdukuh adalah sebagai berikut:
Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sruwohrejo.
Di sebelah timur berbatasan dengan Desa Sruwohrejo.
Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sidomulyo.
Di sebelah barat berbatasan dengan Desa Karanganom.
Menurut data kependudukan terbaru, Desa Sruwohdukuh dihuni oleh sekitar 1.850 jiwa. Dengan luas wilayah 1,35 km², maka tingkat kepadatan penduduknya adalah sekitar 1.370 jiwa per km². Angka ini menunjukkan kepadatan yang moderat, dengan komposisi lahan yang seimbang antara area pemukiman dan persawahan. Sebagian besar penduduk berada dalam usia produktif dan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan, penggarap, maupun buruh tani.
Pertanian sebagai Jantung Perekonomian
Perekonomian Desa Sruwohdukuh berdetak mengikuti ritme pertanian. Sektor ini menjadi jantung yang memompa kehidupan dan menjadi sumber pendapatan utama bagi hampir seluruh keluarga di desa. Sebagai bagian dari lumbung padi, para petani Sruwohdukuh memiliki peran strategis dalam menyuplai kebutuhan beras untuk skala regional. Dengan dukungan lahan yang subur dan sistem irigasi yang relatif andal, mereka mampu menerapkan pola tanam padi-padi-palawija.Kelembagaan petani seperti Kelompok Tani (Poktan) menjadi wadah vital bagi kemajuan pertanian di desa. Melalui Poktan, para petani berkoordinasi mengenai jadwal tanam, mengelola distribusi air, serta bersama-sama mencari solusi atas berbagai permasalahan seperti serangan hama atau penyakit tanaman. Semangat kebersamaan ini menjadi kunci keberhasilan dan ketangguhan mereka dalam menghadapi berbagai tantangan.Selain padi, tanaman palawija seperti jagung dan kedelai juga menjadi komoditas penting yang ditanam saat musim kemarau. Palawija tidak hanya memberikan pendapatan tambahan, tetapi juga penting untuk menjaga kesuburan tanah. Peternakan skala rumah tangga seperti ayam dan kambing juga menjadi sumber pendapatan sampingan yang signifikan bagi banyak keluarga di Sruwohdukuh.
Geliat Ekonomi Informal dan Potensi Kerajinan
Di luar sektor pertanian yang dominan, perputaran ekonomi di Desa Sruwohdukuh juga didukung oleh kegiatan ekonomi skala kecil dan informal. Warung-warung kelontong yang tersebar di berbagai sudut desa memainkan peran penting dalam menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari bagi warga.Potensi yang cukup menonjol namun belum tergarap secara maksimal adalah di bidang kerajinan tangan. Beberapa warga memiliki keterampilan dalam membuat anyaman dari bambu atau bahan alam lainnya. Produk-produk seperti besek (wadah anyaman bambu), tampah, dan perabot rumah tangga sederhana lainnya diproduksi secara tradisional. Jika mendapatkan sentuhan desain modern, manajemen kualitas, dan akses pasar yang lebih baik, sektor kerajinan ini berpotensi menjadi salah satu sumber ekonomi alternatif yang menjanjikan bagi Desa Sruwohdukuh.
Peran Pemerintah Desa dan Pembangunan Infrastruktur
Pemerintah Desa Sruwohdukuh, yang terdiri dari Kepala Desa dan jajaran perangkatnya, berfungsi sebagai motor penggerak pembangunan di tingkat lokal. Melalui mekanisme Musyawarah Desa (Musdes), aspirasi masyarakat ditampung untuk merumuskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang partisipatif dan sesuai dengan kebutuhan nyata warga.Prioritas utama pembangunan infrastruktur di desa ini jelas ditujukan untuk mendukung sektor pertanian. Alokasi dana desa banyak digunakan untuk pemeliharaan dan normalisasi saluran irigasi tersier, serta untuk perkerasan atau betonisasi Jalan Usaha Tani (JUT). Akses yang baik ke lahan pertanian sangat vital untuk menekan biaya produksi dan mempermudah pengangkutan hasil panen.Selain itu, pembangunan infrastruktur dasar di area pemukiman seperti perbaikan jalan lingkungan, pembangunan sistem drainase, dan penyediaan sarana air bersih juga terus menjadi perhatian. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan desa yang sehat, nyaman, dan layak huni bagi seluruh masyarakat.
Kehidupan Sosial yang Guyub dan Penuh Kebersamaan
Karakteristik yang paling menonjol dari Desa Sruwohdukuh adalah kehidupan sosialnya yang sangat guyub. Sesuai dengan filosofi "dukuh", masyarakatnya hidup dalam ikatan sosial yang erat. Nilai-nilai gotong royong, solidaritas, dan kepedulian terhadap sesama masih dijunjung tinggi dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.Tradisi sambatan atau kerja bakti sukarela untuk membantu tetangga yang sedang membangun rumah atau mengadakan hajatan menjadi pemandangan yang lazim. Kegiatan komunal seperti membersihkan lingkungan desa atau memperbaiki fasilitas umum juga dilakukan dengan penuh semangat kebersamaan.Sebagai masyarakat yang agamis, masjid dan musala menjadi pusat kegiatan spiritual dan sosial. Tempat ibadah tidak hanya digunakan untuk salat berjamaah, tetapi juga untuk kegiatan pengajian, pendidikan Al-Qur`an bagi anak-anak (TPA), dan sebagai tempat untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. Kehangatan interaksi sosial inilah yang menjadi kekuatan utama dan ciri khas dari Desa Sruwohdukuh.
Potensi dan Tantangan di Masa Depan
Desa Sruwohdukuh memiliki sejumlah potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Di sektor pertanian, peluang untuk meningkatkan produktivitas melalui adopsi teknologi dan benih unggul masih terbuka lebar. Potensi di sektor kerajinan tangan, khususnya anyaman bambu, dapat menjadi sumber ekonomi baru jika dikelola secara profesional dengan dukungan pemasaran digital. Modal sosial yang kuat juga merupakan aset tak ternilai untuk menyukseskan berbagai program pembangunan partisipatif.Namun, tantangan yang dihadapi juga tidak sedikit. Regenerasi petani menjadi isu krusial, di mana generasi muda cenderung kurang berminat untuk bekerja di sektor pertanian. Ketergantungan yang tinggi pada pertanian juga membuat ekonomi desa rentan terhadap dampak perubahan iklim dan fluktuasi harga komoditas. Selain itu, keterbatasan akses terhadap pasar dan permodalan seringkali menjadi kendala bagi pengembangan UMKM dan kerajinan lokal.Pada intinya, Desa Sruwohdukuh adalah sebuah potret tentang kekuatan komunitas. Dengan fondasi sosial yang kokoh dan semangat kebersamaan yang tak pernah luntur, desa ini memiliki bekal yang kuat untuk menghadapi tantangan zaman. Masa depan Sruwohdukuh akan bergantung pada kemampuannya untuk merawat kearifan lokal yang dimilikinya, sambil terus berinovasi untuk menciptakan peluang-peluang ekonomi baru bagi warganya.
